Rabu, 10 Juni 2009

Pergi Jogging...dan Tak Pernah Kembali

JEJAK KASUS (COLORADO) - Pada suatu pagi yang cerah di musim panas bulan Agustus 1983, seorang gadis 14 tahun, Beth Miller, memutuskan untuk melakukan jogging di sekitar komplek tempat tinggalnya di Idaho Springs, Colorado. Siapa yang menyangka, Beth Miller, pelajar sekolah menengah itu kemudian tidak pernah kembali pulang ke rumahnya. Nasibya, tidak pernah diketahui hingga sekarang.

Ketika hari menjelang malam, dan anak kesayangannya tidak juga kunjung pulang ke rumah, orangtua Beth mulai panik dan menghubungi polisi. Biasanya, jika putri mereka hendak bepergian selalu meninggalkan pesan. Namun pada pagi itu Beth sama sekali tidak meninggalkan pesan apa-apa selain izin pamit untuk melakukan jogging pagi. Ketika bepergian jogging pada pagi itu, Beth tidak membawa uang sepeser pun dan teman-teman Beth juga tidak ada yang dihubungi oleh Beth pada pagi naas itu.

Investigasi lebih lanjut oleh aparat kepolisin Colorado Police Department menemukan petunjuk bahwa Beth terakhir kali terlihat sedang berbicara dengan seorang pria tak dikenal di sebuah taman di samping sebuah truk pick up berwara merah. Saksi mata mengatakan, plat nomor kendaraan itu bukan plat lisensi Idaho Spring.

Tidak mau kehilangan buruannya, segera setelah polisi menemukan fakta itu, seluruh truk pickup berwarna merah di sekitar kawasan Idaho dihentikan. Namun, tidak ada satupun yang dapat dihubungkan dengan menghilangnya Beth Miller.

Bertahun-tahun penyelidik kasus Beth Miller tidak menemui petunjuk hingga berkas kasus itu menjadi arsip yang menghuni lemari arsip di Colorado Police Department.

Bertahun-tahun kemudian, seorang tersangka pembunuh berantai asal Mississippi mengakui bahwa dia telah membunuh Beth Miller. Namun ketika pengakuannya itu didalami lebih lanjut tidak ditemui bukti-bukti bahwa Beth Miller menjadi korbannya. Sekali lagi polisi menemui jalan buntu.

Sempat hening, kasus Beth Miller kembali menyeruak ke permukaan ketika seorang perempuan asal New Mexico mengaku bahwa pacarnya yang bernama Edward Apodaca telah membunuh Beth Miller dan dirinya ikut membantu Edward dalam menguburkan mayat Beth di kawasan pegunungan Idaho Spring.

Edward Apodaca sendiri telah meninggal dunia ketika perempuan itu mengungkapkan hal tersebut kepada polisi.

Polisi kemudian memfokuskan penyelidikannya ke lokasi tersebut dengan mengerahkan anjing pelacak. Namun, lagi-lagi polisi gagal menemukan Beth Miller. Bahkan dengan bantuan anjing pelcak sekalipun sama sekali tidak ditemukan jenazah Beth Miller di lokasi penguburan sebagaimana yang disebutkan oleh perempuan tersebut.

Sejumlah perempuan kemudian bermunculan mengakui bahwa dirinya adalah Beth Miller si anak hilang. Termasuk pengakuan dari seorang perempuan asal Tampa, Florida di tahun 1995. Ketika dipertemukan, keluarga Beth Miller membuktikan bahwa pengakuan itu bohong belaka karena perempuan itu bukanlah anak mereka.

Satu tahun sebelumnya, yaitu tahun 1994, di sebuah kawasan di Colorado ditemukan tulang belulang yang tidak teridentifikasi. Ketika uji tes DNA mulai dikembangkan dalam penyelidikan tulang belulang itu diserahkan ke FBI tahun 2004 untuk diidentifikasi. Hasilnya, tulang belulang itu bukanlah Beth Miller namun teridentifikasi sebagai tulang belulang hewan.

Di tengah ketidakpastian tentang nasib putrid mereka, orangtua Beth Miller beserta anggota keluarga meyakini teori pembunuhan oleh Edward Apodaca dengan bantuan kekasihnya. Namun, selain pengakuan dari kekasih Edward Apodaca, tidak ada bukti nyata bahwa memang mereka lah pelakunya.



Gambar di atas merupakan perkiraan wajah Beth Miller jika dia masih hidup sampai sekarang.

Sketsa terbaru yang dilakukan polisi menyebutkan saat ini jika masih hidup usia BethMiller adalah 40 tahun dengan tinggi sekitar 180cm, memiliki rambut pirang (blonde), dan bermata biru. Terakhir kali Beth Miller mengenakan celana jogging warna putih, kaos biru, dan sepatu kets. Another unsolved case…

Baca Juga :



0 komentar:

Recent Posts

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP